Secara sederhana, deis adalah istilah untuk menyebut orang-orang yang percaya pada Tuhan namun tak percaya agama. Tapi hal ini berimplikasi pada banyak hal. Misalnya terkait mekanisme di semesta ini.
Yang membuat deis berbeda dari kebanyakan umat beragama adalah karena ia menganggap semesta tidak bekerja dengan “cara Tuhan”. Cara Tuhan yang dimaksud antara lain mukjizat, terkabulnya doa, kutukan, dan semacamnya. Mereka melihat dunia berproses sepenuhnya sebagaimana aturan hukum alam.
Apel jatuh bukan karena kehendak spesial Tuhan, namun karena gravitasi yang dibuat Tuhan sejak dulu. Anda miskin karena Anda tidak pintar atau tidak berusaha mencari uang, bukan karena rizki di tangan Allah. Kebanyakan dari mereka tak percaya mukjizat.
Deis |
Tuhan yang dipahami deis merupakan Tuhan personal, bukan tuhan impersonal. Namun cara pandangnya beda dari umat beragama. Analogi yang tepat untuk menunjuk Tuhan seperti itu adalah tuhan sebagai pembuat jam atau watchmaker. Para pembuat jam membuat alat penunjuk waktu tersebut dengan detil. Namun, ia tak ikut campur pada proses yang terjadi dalam jam setelah jadi. Ia membiarkan saja jamnya berputar tanpa harus ikut menggesernya sendiri.
.
.
Deisme adalah Posisi Antara?
Deisme sering disebut sebagai posisi “antara” sikap religius dan ireligius. Di kanan, ia berhadapan dengan umat muslim hingga hindu. Sedang di kiri, ia berhadapan dengan ateis. Pada titik ini, seorang deis mungkin terlihat seperti posisi titik tengah spektrum. Namun jika dilihat lebih dekat, deis adalah salah satu bentuk teisme yang berlandaskan kepercayaan. Ia hanya memahami Tuhan dengan cara yang tak biasa. Ia juga bukan posisi antara sikap religius dan non religius. Deis itu sendiri adalah sikap non religius.
.
Moral Deis
Karena deis tak percaya pada agama, mereka jelas tak menggunakan agama sebagai panduan moral. Akan tetapi, mereka juga tak segamblang atheis yang meyakini Tuhan tak memberikan panduan apa-apa.
Secara praktis, deis hampir tak ada bedanya dengan ateis dalam hal moralitas. Keduanya sering menggunakan hukum buatan manusia seperti adat, UU, hingga nurani. Namun berbeda dengan ateis, ada kalanya penganut deisme memandang nurani sebagai panduan yang diberikan tuhan. Karena itu, mereka mendasarkan moralnya pada nurani.
Bagi deis, nurani dan hukum alam adalah ciptaan Tuhan. Hukum alam untuk mengatur proses semesta, sedang nurani untuk mengatur hal-hal terkait kehidupan sosial. Tak heran banyak penganut deis yang menganut prinsip humanisme.
0 Response to "Memahami Logika Deis Lebih Dekat dan Perbedaannya dengan Ateis"
Post a Comment