Mengingat Kembali Sosok Alexander Aan dan Dakwaan Atasnya

Nama Alexander Aan, mantan admin FP Ateis Minang, mencuat hingga ke berbagai media internasional lantaran kasus yang membelenggu dirinya. Alexander ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara selama kurang lebih 2 tahun karena dianggap melakukan penghinaan pada agama Islam. Aksinya juga dinilai oleh hakim menyebabkan keresahan dalam masyarakat. Apa dan bagaimana Alexander Aan secara pribadi sebagai ateis dan dalam konteks ateisme di Indonesia?


Biografi Singkat Alexander Aan

Alexander Aan, atheis Indonesia
Alexander Aan
Alexander Aan lahir pada 1982 dari pasangan orangtua beragama islam. Ia merupakan mantan PNS di Sumatra Barat. Dalam perjalanan hidupnya, ia mulai ragu dengan agama yang diajarkan. Keraguan tersebut selanjutnya diikuti dengan keputusannya untuk tidak melakukan ritual Islam mulai tahun 2008. 

Pada Januari 2012, ia mengunggah komentar yang dianggap meresahkan publik karena dipersepsi menghina agama Islam dan menyatakan sebuah argumen atheist klasik problem of evil. 

Ia keluar penjara pada tahun 2014 dan pindah ke Jakarta sebagai seorang guru matematika di sebuah sekolah swasta. 
 .

Problem of Evil, “Hinaan” kepada Islam, dan Kolom Agama di KTP

Salah satu argumen yang konon menyebabkan Alexander terjerat masalah tersebut adalah argumen problem of evil yang dilontarkannya. Ia mempertanyakan peran Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas banyaknya penderitaan di muka bumi ini. Ia dianggap menyebarkan ateisme meski kemudian tuduhan tersebut dicabut. 

Aan sendiri masuk penjara dengan tuduhan menodai Islam karena dianggap: 
  1. Berpendapat dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW tertarik dengan menantunya 
  2. Memposting gambar yang dianggap mencela Islam 
  3. Berpendapat dan menyatakan bahwa malaikat, surga, neraka, dst sebagai mitos 

Selain itu, ia juga dianggap telah melakukan kebohongan publik dengan mencantumkan agama Islam pada kolom agama di KTP-nya. 
 .

Ateis Pertama yang Dikenal Publik? 

Tidak banyak orang ateis Indonesia yang dikenal publik. Orba menyatakan bahwa komunis adalah ateis. Namun kebanyakan tokoh PKI sendiri sulit disebut sebagai orang yang benar-benar ateis. AlexanderAan adalah seorang WNI yang pertama kalinya (setidaknya selepas anggapan pada tokoh PKI) dikenal publik sebagai seorang ateis. 
 .

Menjadi Mediasi Perang Ideolog

Alexander Aan yang diwawancarai bercerita bagaimana ia dulu menjalani proses hukum layaknya media atas perang ideologi yang terjadi. Di satu sisi ia dihadapkan pada “musuhnya” yang merupakan anti ateis, anti kritik, dan anti penghinaan pada agama. Sedang di sisi lain, ia mendapat dukungan (meski sifatnya bukan semata personal) dari mereka yang menjunjung tinggi liberalisme dan HAM. Ditanya mengenai keyakinannya saat ini, Alexander Aan menganggap bahwa hal tersebut bukan hal yang penting. Saat ini, Aan bekerja sebagai seorang guru matematika di sebuah sekolah swasta di Jakarta. Keinginannya adalah untuk menjadi manusia yang berguna (*).

0 Response to "Mengingat Kembali Sosok Alexander Aan dan Dakwaan Atasnya"

Post a Comment