Ada yang beda dengan islam quranis. Bila muslim lainnya mempercayai Quran dan hadist,mereka hanya percaya pada Quran saja.
Muslim pada umumnya menganggap ketiga hal
tersebut saling melengkapi. Sebab, memang ada hal-hal yang tidak diterangkan
secara rinci dalam Al-Quran bisa dilengkapi dengan keterangan pada hadist.
Contohnya adalah tata cara sholat yang mendetil. Tata cara ini hanya bisa
digali lewat hadist yang meriwayatkan bagaimana Rasulullah sholat. Anda tidak
akan menemukan keterangan sholat secara mendetil dalam Al Quran.
Quranis Tidak Mengindahkan Wasiat Nabi?
Berbeda dengan muslim pada umumnya, mereka tidak mengindahkan perkataan Nabi Muhammad menjelang kematiannya.
Mereka lebih memegang firman Tuhan yang tertuang pada Al Quran. Konon, Allah
berfirman ia akan menjamin kebenaran Al Quran hingga hari kiamat. Selain
itu? Sama sekali tidak disebutkan. Termasuk hadith. Jadi bagi seorang quranis, posisi hadist hampir sama meragukannya dengan injil maupun taurat.
Baca juga: Memahami Deisme, Panenteisme, dan Panteisme
Mereka yang pro hadist akan menyatakan kebenaran hadits bisa ditelusuri lewat banyak cara. Hadist terdiri dari
berbagai tingkatan dari hadith yang kurang bisa dipercaya hingga hadith yang
sangat bisa dipercaya (shahih). Yang dijadikan kriteria antara lain riwayat
perawi hingga kesinkronan isi hadith dengan Quran atau hadith yang lain.
Kembali pada Janji Allah
Cara berpikir tersebut memang bisa
dipahami. Katakanlah Sunni maupun Syiah memang memiliki metode yang sangat
canggih untuk menentukan mana hadist yang benar dan mana hadith yang salah. Tetapi
bagaimana dengan firman Tuhan?
Selalu ada ruang keraguan karena yang
dijanjikan kebenarannya hanya Al Quran. Seberapa baik pun metode yang
digunakan, namun tidak ada jaminan yang pasti sepasti kebenaran Quran. Lalu mengapa
menempatkan keyakinan yang begitu tinggi pada hadith?
Seorang Quranis bukannya tidak menghormati
Nabi Muhammad. Mereka hanya berlaku sangat hati-hati karena khawatir apa yang
dilakukan Nabi Muhammad tidak sesuai dengan kebenarannya di zaman dulu. Mereka
skeptis dan malah yang paling konsisten mempercayai firman Tuhan.
Untuk ketidaklengkapan pada Quran sendiri, mereka cenderung bersikap kontekstual. Contohnya saja, untuk membersihkan
najis, mereka akan memilih menggunakan sabun. Bukannya tanah. Kebenaran
membersihkan dengan tanah sangat kontekstual biarpun itu benar.
0 Response to "Memahami Cara Pikir Quranis dan Kenapa Ia Berbeda dari Muslim lain"
Post a Comment