Umat
agama Yazidi memahami agama mereka sebagai agama monoteis dengan cara yang mungkin dianggap sesat oleh umat Islam. Mereka mempercayai dan menyembah Melek Taus, sosok yang analog dengan Iblis yang menolak menyembah Adam dengan alasan Tauhid.
Kisah Iblis, Melek Taus, dan Agama Yazidi yang Tauhid?
Kisah Iblis, Melek Taus, dan Agama Yazidi yang Tauhid?
Penggambaran Melek Taus - Agama Yazidi. |
Seringkali pembahasan mengenai Iblis yang menentang menyembah Allah SWT ditidakbenarkan dengan beberapa argumen. Salah satunya adalah argumen yang menyatakan Tuhan tidak benar-benar meminta Iblis menyembah Adam seperti ia menyembah dirinya. Tapi itu hanya tafsir. Bila Tuhan benar-benar menyuruh Iblis menyembah Adam konsekuensinya memang agak membingungkan. Ketauhidan Islam akan dipertanyakan. Islam menjadi agama yang tidak konsisten karena Allah bisa menyuruh apapun yang bahkan bertentangan dengan prinsip aturan yang ia buat sendiri. Manusia sering menyebut itu dengan cobaan.
Salah satu kasus cobaan mengerikan yang pernah dikenakan pada manusia ditimpakan pada Nabi Ibrahim. Sang Nabi diminta Allah SWT menyembelih anaknya sendiri. Allah pada akhirnya memang membatalkan hal itu. Namun Ibrahim dinyatakan lulus karena ia memang bermaksud menyembelih anaknya. Ia patuh. Allah pada dasarnya bukan ingin melihat proses penyembelihan seorang bapak terhadap anak. Namun semuanya soal kepatuhan. Dan di sisi lain, ini juga memiliki arti: Allah boleh melakukan apapun pada kita dan kita akan dianggap taat seberapapun hal itu sebenarnya bertentangan dengan aturan Allah yang lain.
Agak membingungkan?
Mari beralih sejenak pada kepercayaan Yazidi. Agama ini adalah hasil sinkretisme beberapa agama termasuk Islam. Hal itulah yang menjadikan agama ini memiliki kisah Melek Taus yang analog dengan kisah Iblis dalam Islam. Bahkan beberapa kelompok sufi dalam Islam memiliki pandangan serupa dengan Yazidi soal sikap iblis (Melek Taus).
Salah satu kasus cobaan mengerikan yang pernah dikenakan pada manusia ditimpakan pada Nabi Ibrahim. Sang Nabi diminta Allah SWT menyembelih anaknya sendiri. Allah pada akhirnya memang membatalkan hal itu. Namun Ibrahim dinyatakan lulus karena ia memang bermaksud menyembelih anaknya. Ia patuh. Allah pada dasarnya bukan ingin melihat proses penyembelihan seorang bapak terhadap anak. Namun semuanya soal kepatuhan. Dan di sisi lain, ini juga memiliki arti: Allah boleh melakukan apapun pada kita dan kita akan dianggap taat seberapapun hal itu sebenarnya bertentangan dengan aturan Allah yang lain.
Agak membingungkan?
Mari beralih sejenak pada kepercayaan Yazidi. Agama ini adalah hasil sinkretisme beberapa agama termasuk Islam. Hal itulah yang menjadikan agama ini memiliki kisah Melek Taus yang analog dengan kisah Iblis dalam Islam. Bahkan beberapa kelompok sufi dalam Islam memiliki pandangan serupa dengan Yazidi soal sikap iblis (Melek Taus).
Baca juga: Pengertian Atheisme, Theisme, dan Agnostik
Melek Taus dalam agama ini juga menolak menyembah Adam (dan Hawa). Namun sikapnya tersebut justru dihargai sebagai sikap taat pada Tuhan. Melek Taus dianggap lulus ujian ketauhidan Tuhan. Nasibnya benar-benar berbeda dengan nasib Iblis yang berakhir dianggap contoh buruk dan sudah dipastikan tempatnya di neraka jahanam. Inilah bedanya dengan Islam. Bila Tuhan islam menyatakan hambanya lolos uji dengan menaati semua perintahnya, tidak demikian dengan Yazidi. Mereka yang lolos adalah mereka yang selalu patuh pada aturan tuhan. Dan aturan tuhan tidak dipahami semau tuhan. Ini menurut mereka.
Sikap ini pun bukannya tidak mengundang anggapan negatif di kalangan umat Islam. Dalam pandangan Islam, agama Yazidi justru dianggap sebagai agama penyembah Iblis. Mungkin para Yazidi pun tidak akan menolak dianggap menyembah Iblis. Sebab, bagi mereka perilaku Iblis justru perilaku yang benar.
Namun dalam beberapa hal, apa yang ditunjukkan agama Yazidi ini adalah sebuah bentuk konsistensi dan kejelasan dalam beragama yang sangat baik. Semuanya memiliki sesuatu yang jelas sejelas ketauhidan Tuhan.
Sikap ini pun bukannya tidak mengundang anggapan negatif di kalangan umat Islam. Dalam pandangan Islam, agama Yazidi justru dianggap sebagai agama penyembah Iblis. Mungkin para Yazidi pun tidak akan menolak dianggap menyembah Iblis. Sebab, bagi mereka perilaku Iblis justru perilaku yang benar.
Namun dalam beberapa hal, apa yang ditunjukkan agama Yazidi ini adalah sebuah bentuk konsistensi dan kejelasan dalam beragama yang sangat baik. Semuanya memiliki sesuatu yang jelas sejelas ketauhidan Tuhan.
0 Response to "Mengenal Agama Yazidi dan Perbandingannya dengan Tauhid Islam"
Post a Comment